Kemeriahan Wisata Budaya di Sumenep saat Perayaan HUT

Kemeriahan Wisata Budaya di Sumenep saat Perayaan HUT – Madura merupakan salah satu pulau yang ada di Jawa Timur,yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya. Pulau Madura memiliki luwias sekitar 5.168 km2. Apabila berangkat dari Kota Surabaya,ada dua alternative yang dapat dipilih untuk menuju kesana,yakni melalui jembatan suramadu ataupun menyebrang dengan kapal. Madura dibagi menjadi beberapa kabupaten,antara lain Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Di Madura memiliki kebudayaan yang amat beragam, seperti Karapan sapi, Upacara adat nyadar, ojhung dan masih banyak lagi. Salah satu kabupaten yang memiliki kebudayaan unik adakah Kabupaten Sumenep.Di Sumenep,terdapat sebuah keratin peninggalan jaman dahulu.

Kabupaten Sumenep memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) setiap tanggal 31 Oktober. Pada perayaan tersebut biasanya dilakukan pawai napak tilas sejarah perjuangan Arya Wiraraja dalam membangun Kraton Sumenep.

Baca juga: Menelusuri Jejak Kerajaan Majapahit di Tempat Wisata Pamekasan Madura

Letak kabupaten Sumenep adalah di ujung timur Pulau Madura. Event ini menjadi daya tarik tempat wisata di Madura khususnya, dan moment menarik tempat wisata di Jawa Timur pada umumnya. Para wisatawan akan merasakan kebudayaan dari orang Madura yang begitu kental.

Kemeriahan Pesta Rakyat di Sumenep yang Penuh Warna

Kemeriahan Pesta Rakyat di Sumenep yang Penuh Warna
Kemeriahan Pesta Rakyat di Sumenep yang Penuh Warna

Pesta rakyat yang penuh warna dan prosesi penobatan Arya Wiraraja sebagai Adipati Sumenep yang pertama, tersurat nilai-nilai historis yang patut diketahui oleh generasi masa kini. Prosesi pelantikan Arya Wiraraja pada jaman dahulu,diperlihatkan kembali melalui kebudayaan ini. Upacara dimulai dengan pelepasan dari halaman Kantor Kabupaten Sumenep.

Pada waktu tengah hari, pemandangan di tengah lapangan di depan kantor itu penuh warna. Anak-anak, remaja dan pasangan-pasangan berumur, bersolek dan berdandan aneka macam,ikut serta merayakan pawai kebudayaan ini dengan sangat antusias.

Keistimewaan Peringatan HUT di Sumenep

Keistimewaan Peringatan HUT di Sumenep
Keistimewaan Peringatan HUT di Sumenep

Istimewanya, peringatan HUT Kabupaten Sumenep disertai pula dengan arak-arakan kereta berusia 200 tahun. Konon menurut cerita yang beredar dalam lingkungan Kraton Sumenep, kereta tersebut adalah pemberian Thomas Stamford Raffles ketika Inggris menduduki Indonesia.

Kereta tersebut tentu saja dinaiki oleh Bupati Sumenep dan isterinya. Bupati terlihat gagah dengan beskap putih, didampingi istrinya yang memakai setelan busana senada.

Perayaan hari jadi Kabupaten Sumenep menarik sebagai event bernuansa lokal dan mengundang kunjungan wisata dari dalam dan luar negeri. Budaya Madura yang tercermin dari pawai bersejarah adalah amat kompleks, sehingga tidak mungkin menumpahkan seluruh kekayaan budaya Sumenep pada moment tersebut.

Baca juga: Tempat Wisata Pantai Indrayanti Jogja, Pantai Bersih dengan Hamparan Pasir Putih

Adat-istiadat yang relevan saja yang bisa mengisi prosesi. Misalnya, puluhan pasang tan-pangantanan (pengantin-pengantinan) anak-anak, dengan busana dan tata rias khasnya.

  • Menyambut Arya Wiraraja Dan Permaisuri

Menyambut Arya Wiraraja Dan Permaisuri
Arya Wiraraja Dan Permaisuri

Selanjutnya prosesi perayaan HUT kabupaten Sumenep menggambarkan bagaimana Sang Adipati menuju Kraton saat hendak dinobatkan Sang Raja. Rombongan Arya Wiraraja bersama sang Permaisuri dari Singosari, menaiki kereta yang ditarik dengan sapi.

Arya Wiraraja merupakan salah satu petinggi dari Kerajaan Majapahit yang diberi mandat menjadi kepala kadipaten Sumenep.

Putra-putri keraton bersama seorang selir,turut mengiringi kereta sang Adipati. Para wanita bangsawan tersebut menaiki tandu yang dipikul. Kebesaran pada  masa lalu diperlihatkan kembali di tengah kota Sumenep yang dipadati penonton sepanjang jalan.

Foto para pemimpin Sumenep dari pertama juga turut diarak untuk melengkapi nilai-nilai sejarah. Kebudayaan semacam ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai sejarah pada masa lampau.

Di satu penggalan arak-arakan, tepat di depan kereta sapi sang Adipati, barisan dayang-dayang istana membawa seserahan berwadahkan emas berisi harta benda dan sandang pangan sebagai simbol pernyataan bakti dan kesungguhan memperjuangkan kesejahteraan Sumenep bersama kepemimpinan yang baru.

  • Terpesona Tata Rias Pangantan Aghung

Terpesona Tata Rias Pangantan Aghung
Tata Rias Pangantan Aghung

Kabupaten yang memiliki luas daratan 1.158 km persegi dan kepulauan seluas 822.697 km persegi ini memiliki macam-macam tata rias pengantin yang menakjubkan. Yang istimewa adalah peragaan pangantan aghung khas Desa Legghung Batang-batang.

Desa tersebut terletak di ujung paling timur Kabupaten Sumenep dan merupakan tujuan wisata budaya yang indah dan sarat keagungan nilai-nilai kearifan lokal.

Tradisi pengantin agung dari Desa Legghung Batang-batang masih terpelihara dengan menggunakan seremonial yang khas. Hanya saja, saat ditampilkan pada hari jadi Kabupaten Sumenep hanya diperagakan tata rias dan busananya.

Baca juga: Tempat Wisata Tangkuban Perahu Bandung yang Eksotis dan Mempesona

Pangantan Aghung dirias dengan make up bedak putih mencolok. Bedak tersebut dinamakan atal. Riasan terang mencolok merupakan ekspresi pribadi Madura yang menilai kecantikan dari warna kulit.Namun,kebudayaan ini bukan berarti mendiskriminasi wanita berdasarkan warna kulit,hanya saja untuk membedakan tingkat kecantikan wanita.

Kulit putih identik dengan cantik, sebaliknya jika ada wanita cantik dengan warna kulit gelap disebut manis, bukan cantik. Akar tradisi pengantis dari desa Legghung ini mengilhami busana pengantin khas Sumenep dengan kemiripan unsur budaya Betawi dan Cina.

Unsur budaya Cina menjadi salah satu warna khusus dalam budaya Madura, misalnya keberadaan ramuan Madura dan tongkat Madura yang dipercaya berguna untuk membantu keharmonisan rumah tangga suami-isteri.

  • Kaya Tradisi Dan Warna-warna Mencolok

Kaya Tradisi Dan Warna-warna Mencolok
Kaya Tradisi Dan Warna-warna Mencolok

Sebagai bagian dari Pulau Madura, Kabupaten Sumenep kaya akan tradisi yang agung dengan campuran budaya dari Jawa, Cina dan sebagian budaya Bali. Penduduk kabupaten yang dihuni oleh 1 juta jiwa ini pada umumnya berprofesi sebagai petani, selebihnya peternak, buruh tani, pegawai negeri, TNI, dan pengusaha.

Maka tidak mengherankan bila kebudayaan Sumenep pun bernuansa agraris. Masih terdapat banyak lahan perswahan yang ada di Madura.

Orang Madura dikenal menggemari warna-warna yang mencolok. Warna-warna dasar, kuning-merah-biru, mendominasi tata rias dan busana serta aksesoris yang dipakai. Semburat hijau, merah dan kuning serta warna emas untuk rombongan kerajaan, menjadi konfigurasi penuh daya pikat.

Warna-warna tersebut terinspirasi dari keindahan alam Madura dengan beragam warna yang memikat pandang mata.

Seniman Madura telah lama dikenal berani dalam memasukkan warna-warna menyala dalam pakaian mereka, misalnya Batik Madura dengan dominan warna merah.Namun hal ini lah yang membuat banyak orang tertarik untuk membeli kian batik khas Madura.

Warna kuning dan hijau juga bisa kita temukan dengan mudah pada tata rias pengantin modern Madura. Walaupun saat ini telah hadir tata rias pengantin modern, warga Madura masih memiliki kesetiaan untuk memakai adat mereka dalam upacara pernikahan.Masyrakat Madura masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan mereka

Sepanjang perjalanan menuju Kraton Sumenep, wisatawan harus rela berada di bawah sinar matahari siang hari yang mengundang letih. Untuk mengatasi kepenatan tersebut, berkumandang alunan musik rakyat, seronen yang berposisi di belakang kereta kencana Adipati Sumenep masa kini, yaitu Bupati Sumenep yang asli.

Event wisata budaya yang dinamis, efektif menangkal penat sebelum rangkaian acara usai. Namun,hal ini tidak akan membuat bosan karena suguhan kebudayaan yang diberikan oleh masyarakat Madura.

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang begitu banyak, Madura bisa dijadikan salah satu tempat destinasi wisata budaya. Banyak keunikan yang akan ditemui di Madura, suku asli yang masih mendominasi disana akan membuat kita merasakan atmosfer Madura yang begitu kental.

Sebagai warga negara Indonesia. Mari kita jelajahi kekayaan budaya Indonesia agar dapat terus lestari!

Leave a Comment